Connect with us

NASIONAL

Tiga dari 10 Tes Corona Covid-19 Bisa Negatif Palsu, Ahli Sarankan Cara Ini

Diterbitkan

pada

Ahli ungkap kekhawatirannya banyak hasil tes virus corona Covid-19 yang negatif palsu sehingga perlu beberapa cara pencegahan. Foto: fikri

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Serikat dokter memeringatkan sekitar 3 dari 10 tes virus corona Covid-19 menunjukkan hasil negatif yang palsu. Hal itu pun membuat dokter khawatir bila seseorang yang harusnya positif Covid-19 tetapi bisa lolos.

Asosiasi Konsultan dan Spesialis Rumah Sakit (HSCA) khawatir 20 hingga 30 persen dari tes virus corona Covid-19 memberikan hasil negatif pada pekerja rumah sakit. Artinya, mereka yang mendapat hasil negatif palsu masih bisa menularkan dan menyebarkan virusnya.

Karena itu, serikat dokter mendesak perlunya tes virus corona Covid-19 dua kali untuk mencegah rumah sakit sebagai titik panas penyebaran virus corona Covid-19.

Dr Paul Donaldson, Kepala Eksekutif Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) Duncan Selbie mengungkapkan keprihatinannya dalam kurangnya informasi yang sistematis dari tes rantau polimernya (PCR).

“Penyataan oleh pejabat PHE dan lainnya menempatkan kejadian hasil negatif palsu suatu tempat antara 20 hingga 30 persen. Bila dikonfirmasi, jumlah ini adalah tingkat mengkhawatirkan yang meningkatkan prospek banyak orang terinfeksi, baik tanpa gejala maupun dengan gejala dan perawatan,” jelas Paul dikutip dari suara.com, mitra media Kanalkalimantan.com.

Saat ini NHS menggunakan tes antigen untuk memeriksa status para petugas medis di rumah sakit. Sampel diambil dengan metode swab, yang menggunakan cutton bud besar lalu dimasukkan ke dalam hidung dan tenggorokan untuk dikirimkan ke laboratorium.

Sebagian besar laboratorium yang menguji sampel menggunakan metode PCR yang membutuhkan beberapa jam untuk mendapatkan hasil.

Pengujian sampel ini mungkin butuh berhari-hari sebelum diberitahukan ke orang yang sampelnya diuji. Berbagai pengujian perlu dilakukan supaya rumah sakit tidak menjadi tempat utama penyebaran virus corona Covid-19.

Dr Paoloni menambahkan bahwa NSCA pun khawatir tentang fakta bahwa petugas medis dengan hasil negatif palsu tetap bekerja. Mereka mungkin saja merawat pasien yang rentan lalu tanpa disadari telah menularkan virusnya ke pasien.

Secara khusus, dia menunjukkan bahwa ini terjadi saat pemerintah mendorong pasien yang rentan tanpa corona Covid-19 untuk kembali ke rumah sakit. “Karena itu ada risiko lebih tinggi jika kita tidak mendapatkan hasil tes virus corona Covid-19 yang benar, gelombang kedua serangan virus corona Covid-19 mungkin saja terjadi,” kata Paoloni. (suara.com)

Reporter : suara.com
Editor : kk

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->