Connect with us

HEADLINE

Ukir Sejarah, ULM Kukuhkan Lima Guru Besar Sekaligus

Diterbitkan

pada

Rektor mengukuhkan lima guru besar sekaligus dalam sidang senat terbuka Foto : rico

BANJARBARU, Lima guru besar Universitas Negeri Lambung Mangkurat (ULM) dikukuhkan dalam sidang terbuka Senat Universitas di Auditorium ULM Banjarbaru Kamis (20/6). Pengukuhan lima guru besar sekaligus ini menjadi salah satu momen bersejarah bagi universitas tertua di Kalsel ini.

Sidang senat terbuka pengukuhan lima guru besar kali ini langsung dipimpin Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi MSi, MSc, dan jajaran senat ULM. Hadir pula Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan.

Kelima guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah  Prof Dr Abdul Halim Barkatullah Sag, SH, M.Hum, Prof Dr Saladin Ghalib MA, Prof Dr Ersis Warmansyah M.Pd, Prof Dr dr Nia Kania, Sp.PA.(K).

Dalam acara tersebut Sutarto Hadi mengatakan ULM dengan dikukuhkannya lima guru besar ini menjadikan jumlah guru besar bertambah. Jika sebelumnya total 44, dengan ditambahnya lima guru besar ini menjadi 49 guru besar.

“Tentu ULM dengan ini bangga. Pengukuhan sekaligus lima orang tersebut ini juga jadi catatan sejarah tersendiri. Dimana sebelumnya tidak pernah terjadi ULM melakukan pengukuhan sebanyak lima orang secara bersamaan. Karena mungkin saja di Indonesia juga belum pernah ada perguruan tinggi yang melakukan pengukuhan guru besar sebanyak ini. Kami sangat bersyukur atas capaian prestasi ini,” lontarnya.

Sebelumnya ULM mengukuhkan Prof Dr Drg Rosihan Adhani yang menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Gigi dikukuhkan menjadi seorang guru besar pada 31 Januari 2019.

Orasi Ilmiah

Pada acara pengukuhan guru besar tersebut, Prof Abdul Halim membawakan orasi ilmiah berjudul: “Harmonisasi Prinsip Caveat Emptor dan Prinsip Caveat Venditor dalam Memberikan Perindungan Hukum bagi Konsumen pada Era Revolusi Indistri 4.0.” Untuk Prof Saladin Ghalib memberikan orasi : “Pola Pembinaan dan Implementasi Good Corporate pada Usaha Kecil Menengah di Indonesia.”

Prof Ersis Warmawansyah menyampaikan orasi ilmiah : “Pendidikan Profestik Guru Sekumpul.” Sedangkan Prof Nia Kania menyampaikan orasi ilmiah: “Karsinogenesis Akibat Polutan (Fenomena dan Solusi di Indonesia).” Serta terakhir, Prof Fatchul Muin dengan orasi ilmiah: “Etiket dalam Berbahasa.”

Dalam orasinya, Prof Ersis yang menyampaikan pendidikan profetik Guru Sekumpul perlu menjadi salah satu model pendidikan saat ini. Ia mengatakan, pendidikan merupakan proses belajar yang berfungsi sebagai pembentukan karakter. Pembentukan karakter dimaksudkan agar peserta didik melakukan perubahan ke arah lebih baik dengan pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Apapun itu, pendidikan, begitu teorinya, sepanjang masa memerlukan pembaharuan, baik konsep maupun praktiknya.



“Sangat tepat manakala pendidikan formal, mengadopsi atau setidaknya mengambil pelajaran dari apa yang dipraktikkan Guru Sekumpul. Guru Sekumpul menyajikan pembelajaran (pengajian) bermakna, terintegrasi, berbasis nilai, menantang, dan menjadikan jemaah aktif belajar,” ungkapnya.

Guru Sekumpul mengajarkan hikmah untuk memperbaiki diri, keluarga, lingkungan terdekat, dan masyarakat berbasis pendidikan akhlak guna membangun akhlakul karimah. Pengajian (dakwah) bertujuan agar para peserta pengajian (jemaah) memperkokoh iman kepada Allah SWT, meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, dan meneladani Rasulullah SAW.

Pendidikan profetik keselarasan antara ceramah hebat dengan contoh kontekstual, bermakna, menimbulkan penyadaran, menyenangkan dengan kesesuaian antara pengetahuan, apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan, berprinsip kaji dan gawi diperkuat karya tulis.

Menurut Prof Ersis, Guru Sekumpul dididik dengan mengutamakan ketaatan beribadah dan akhlak dengan meneladani Rasulullah SAW sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah untuk diinternalisasikan yang menjadikan sikap patuh, hormat, disiplin, sabar dan ikhlas menjadi dasar membangun kepribadian dengan memahami diri.

“Guru Sekumpul menjadi teladan orang berilmu (alim), sesuai antara pengetahuan, perkataan, perbuatan dan istiqamah berdakwah. Nilai-nilai membelajarkan diri tiada henti dan menjadi pengajar berdasar keikhlasan membangun kepribadian dan melakukan dakwah powerful. Mempelajari ilmu melalui dua jalan, yaitu ilmu awraq yang tertulis dalam kitab atau catatan-catatan dengan mempelajarinya atau belajar kepada ulama dan ilmu azwaq buah ketakwaan dengan mengamalkan ilmu-ilmu syariat, yaitu ilmu laduni yang langsung diturunkan Allah SWT,” jelasnya.

Kata kunci dalam pendidikan karakter memahami karakter Rasulullah untuk dijadikan teladan dan dipraktikkan dalam kehidupan. Pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan berdasar Alquran yang aplikasinya dalam perilaku kehidupan Rasulullah. “Kehidupan Guru Sekumpul adalah kehidupan profetik berbasis sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah yang membentuk pendidikan profetik dengan jalan dakwah bil-lisan, dakwah bil-hal dan dakwah bit-tadwin. Formula dan implementasi pengajian Guru Sekumpul penulis narasikan sebagai Metode Guru Sekumpul,” tegasnya.(rico)

Reporter : Rico
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->